Kamis, 28 Februari 2013
Selasa, 26 Februari 2013
Sabtu, 23 Februari 2013
Jumat, 22 Februari 2013
Kamis, 21 Februari 2013
Rabu, 20 Februari 2013
Senin, 18 Februari 2013
Minggu, 17 Februari 2013
Sabtu, 16 Februari 2013
Seni Ukir
Ukiran Dayak Kalimantan
Rumitnya Ukiran Dayak
Ukiran adalah kegiatan mengolah permukaan suatu
objek trimatra dengan membuat perbedaan ketinggian dari permukaan
tersebut sehingga didapat imajinasi tertentu. Mengukir sering dihubungkan
pula dengan kegiatan memahat. Namun dua kegiatan ini berbeda, sebab
memahat lebih bertujuan untuk menghasilkan benda tiga dimensi, misalnya
patung dsb.
Ukiran Dayak merupakan kerajinan yang awalnya
diciptakan oleh suku yang mendiami Pulau Kalimantan. Seni ukir pada kayu
ulin ini memiliki bentuk yang dekat sekali dengan alam seperti bentuk
wajah dan tubuh manusia, tumbuhan, bunga anggrek, serta satwa. Ini juga
menjadi ciri khas Suku Dayak dalam membuat perkakas untuk keperluan
rumah tangga dan bentuk rumah adat mereka.
Rumitnya Ukiran Dayak
Masyarakat Indonesia telah mengenal berbagai jenis ukiran populer
yang berasal dari Bali, Jepara, Yogyakarta, dan bahkan Cina. Hal ini
dikarenakan ukiran tersebut lebih mudah
dipahami dengan harga terjangkau dan mudah didapatkan di tempatnya
berasal atau sebagai komoditas ekspor dan impor yang tersebar secara
merata ke berbagai pelosok dunia.
Ukiran Dayak terkenal dengan kerumitan coraknya. Setiap goresan
pahatnya mengandung makna yang mendalam. Satu ukiran yang dibuat dapat
bercerita tentang penggalan ritual adat yang dilakukan dan tersisip
doa-doa dalam kepercayaan Suku Dayak.
Pengrajin ukiran ini dahulu memahat langsung kayu ulin dengan melihat
tanda-tanda di sekitar alam. Seiring perkembangan zaman dan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan komoditas yang bernilai ekspor
ini, pengerjaan ukiran Dayak dilakukan dengan melihat contoh sketsa
dengan lama pengerjaan sekitar 3 sampai 4 bulan.
Seni ukiran Dayak bernilai jual relatif mahal dibandingkan seni
ukiran dari Bali atau Jepara karena kerumitan ini. Tiap detilnya
mengandung unsur kepercayaan yang tinggi terhadap nenek moyang.
Didalam perencanaan dan perancangan suatu bangunan/hunian kita dapat mengaplikasikan ukiran sebagai ornamen estetika atau bahkan untuk mempertegas langgam suatu bentuk arsitektur tradisional.
sumber dari Galeri Satsui Tubun
Perencanaan Lahan
contoh berikutnya adalah orientasi tapak/lahan/kaveling terhadap arah angin, suhu udara, luas tapak dan lokasi.
Dalam perencanaan dan perancangan lahan yang juga penting untuk diperhatikan adalah sebagai berikut :
A. Arah Angin
Bila memilih lahan di dekat pantai hal yang harus di perhatikan adalah pergerakan angin laut ke arah darat yang terjadi dari pagi hingga malam hari dan pergerakan angin darat yang terjadi dari malam hingga dini hari. Tapak bisa direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga pergerakan angin laut menuju darat tidak terlalu berdampak di areal lahan yang dirancang.
Begitu juga bila memilih lahan di sekitar lembah dan pegunungan yang harus diperhatikan adalah pergerakan angin lembah pada sore hingga malam hari dan angin pegunungan pada pagi hingga sore hari.
B. Suhu udara
Suhu udara yang baik untuk suatu ruangan berkisar antara 20°C - 25°C dengan kelembaban berkisar 55% - 70%. Bila kita memiliki tapak/lahan/kaveling di lingkungan yang relative cukup panas dan lembab maka sebaiknya tapak/lahan tersebut dirancang untuk dapat mengurangi suhu panas dan kelembaban yang akan terjadi pada bangunan dengan salah satu cara membuat area untuk vegetasi peneduh yang cukup dan mengolah tapak/lahan sedemikian rupa sehingga sirkulasi udara dapat mengalir dengan baik.
C. Luas Tapak
Luas tapak/lahan/kaveling berdampak kepada pengolahan site.Bila kita memilih/mempunyai tapak yang luas maka dapat direncanakan dan dirancang pengolahan tapak secara horizontal dengan metode cut and fill pada tapak.
D. Lokasi
Lokasi tapak/lahan/kaveling juga turut menjadi pertimbangan didalam merencanakan dan merancang tapak yang baik karena aktifitas dan kegiatan di tapak/lahan/kaveling tersebut nantinya akan berkaitan dan berintegrasi dengan lingkungan sekitar lokasi tapak/lahan/kaveling itu berada.
Kondisi Lahan
Dalam merencanakan dan merancang tapak yang juga harus diperhatikan adalah:
A. Jenis Tanah
Mengetahui jenis tanah yang ada diperlukan agar perencanaan dan perancangan dapat berhasil dengan baik karena akan berdampak kepada pengolahan tapak terutama untuk penentuan struktur dan konstruksi.Bila jenis tanah tidak sesuai maka perlu direncanakan untuk dilakukan rekayasa tanah agar didapat rancangan tapak yang ideal.
B. Kontur Tanah
Bila kita memilih tapak/lahan/kaveling yang berkontur/bertingkat dapat dijadikan sebagai potensi yang selaras dengan perencanaan dan perancangan tapak/lahan/kaveling tanpa harus melakukan pengolahan tanah melalui metode cut and fill yang banyak.
C. Ketinggian Tanah
Ketinggian tanah sangat berpengaruh kepada perencanaan dan perancangan tapak terhadap lingkungan sekitar yang berdampak kepada sistem drainase,plumbing dan sanitasi.Secara sederhana bila kita mempunyai ketinggian tapak yang relative rendah terhadap lingkungan maka dapat direncanakan dan dirancang pengolahan tapak dengan cara pengurugan tanah baru pada tapak setinggi > 60 cm terhadap as jalan terdekat.
Jumat, 15 Februari 2013
Rabu, 13 Februari 2013
Selasa, 12 Februari 2013
Perencanaan lahan
Orientasi Tapak/Lahan/Kaveling
Perencanaan dan Perancangan tapak/lahan adalah salah satu tahapan awal penting dalam perencanaan dan perancangan arsitektur secara keseluruhan.Pada tahap ini perencanaan suatu fungsi tapak/lahan dilakukan dengan pengumpulan dan pengolahan data tapak/lahan dengan berbagai analisa sehingga dapat terwujud suatu gagasan rancangan tapak yang berkualitas menyangkut perilaku, ruang, lingkungan dan persepsi.
Didalam merencanakan tapak/lahan kita dapat mengumpulkan berbagai data mengenai kondisi tapak itu sendiri dengan memperhatikan korelasi kontekstualnya dan fokus pada keterkaitan antara bangunan dengan lahan/tapaknya dan lingkungan agar dapat menciptakan rancangan yang baik.
Perencanaan dan perancangan tapak/lahan bermaksud menata lahan agar tercipta kesesuaian dan keserasian antara rancangan dengan lingkungan yang alami maupun yang akan dan sudah terbentuk oleh suatu sistem buatan manusia dengan tujuan untuk keselarasan dengan aktifitas yang akan terjadi dari akibat dari suatu rancangan tapak/lahan dan bangunan yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung kepada sistem alami seperti udara, air, tanah, vegetasi dan sistem buatan lainnya.
Perencanaan tapak/lahan dapat dimulai dari pemilihan, penilaian dan klasifikasi tapak/lahan dengan memperhatikan kondisi awal atau potensi suatu tapak/lahan yang meliputi antara lain : orientasi terhadap matahari, angin, suhu, luas lahan, lokasi dan lingkungan (view), tingkat kebisingan, kontur dan jenis tanah, dsb. Suatu perencanaan dan perancangan tapak/lahan yang baik akan dapat menimbulkan dan menambah nilai lebih dari perilaku manusia terhadap sesama dan lingkungannya.
Sebagai contoh perencanaan dan perancangan tapak/lahan yang memperhatikan orientasi tapak/lahan terhadap matahari,
Didalam merencanakan suatu tapak/lahan aspek orientasi matahari turut menjadi pertimbangan awal karena dengan mengetahui orientasi tapak/lahan terhadap sirkulasi matahari maka akan didapat suatu rancangan tapak/lahan yang baik dan selanjutnya dapat menunjang perencanaan dan perancangan arsitektur yang tepat ditinjau dari segi kesehatan, kenyamanan dan ke ekonomis an suatu bangunan/rumah. Seperti tidak merencanakan atau merancang suatu rumah dengan area terluasnya lebih menghadap ke arah barat karena akan mendapat terpaan sinar matahari secara langsung yang akan menimbulkan ketidak nyamanan di dalam rumah.Bilapun kita akan mengantisipasi dengan menempatkan buffer atau penghalang seperti secondary skin ataupun kanopi untuk menghambat terpaan sinar matahari maka itu akan berdampak kepada nilai ke ekonomisan nya yang tidak sedikit.
Bersambung…..
Senin, 11 Februari 2013
Minggu, 10 Februari 2013
Kebutuhan Ruang
Aspek kebutuhan dan fungsi ruang di dalam suatu rumah
Kebutuhan dan fungsional sebuah rumah bisa diuraikan dari susunan ruang yang memiliki fungsi berbeda di dalamnya. Rumah yang baik harus dapat mengakomodasi seluruh kebutuhan akan aktifitas dan kegiatan yang akan dilakukan penghuninya. Langkah awal adalah membuat data mengenai daftar kebutuhan ruang beserta fungsinya yang dapat dikelompokan menjadi area luar dan area dalam, dilanjutkan dengan pen zoning an yang sesuai dengan skala prioritas ruang.
Sebuah rumah biasanya membutuhkan ruang sebagai berikut :
1. Area Dalam,
Ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, kamar mandi, dapur, ruang cuci, ruang jemur, dan gudang. Sebagai ruang tambahan adalah foyer, ruang hobi/musik, ruang kerja dan perpustakaan, ruang ibadah dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kegiatan di dalam ruang.
2. Area Luar
Teras, garasi, carport, kolam, taman, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kegiatan diluar ruang.
Skala Prioritas Ruang,
Analisa yang digunakan untuk menentukan prioritas kebutuhan dan fungsi ruang termasuk besar dan luas ruangnya adalah jumlah, pola/kebiasaan dan kegiatan sehari-hari penghuni sehingga akan tercipta ruang yang tepat sesuai kebutuhan dan fungsinya di dalam suatu rumah.
- Contoh didalam merencanakan dan menentukan kebutuhan ruang tamu.
Seberapa sering dan seberapa banyak kegiatan di ruang tamu tersebut?
Semakin sering dan semakin banyak kegiatan yang dilakukan penghuni di ruang tamu akan semakin besar dan luas ruang yang dibutuhkan.Hal itu harus menjadi pertimbangan utama perencanaan untuk terciptanya sebuah ruang tamu yang ideal di rumah tsb.
- Contoh berikutnya adalah menentukan kebutuhan ruang yang berfungsi sebagai ruang keluarga.
Pertimbangan utama didalam merencanakan sebuah ruang keluarga ideal adalah kegiatan dan jumlah penghuni dan perlengkapan ruangan serta fungsi tambahannya di ruang tersebut, misal di ruang itu akan sering dijadikan ruang berkumpul atau bermain beserta kerabat dan keluarga yang serta merta akan menjadikan ruangan harus menjadi lebih besar dan lebih luas untuk dapat mengakomodir semua kegiatan yang dilakukan.
Setelah membuat data berdasarkan analisa dan pertimbangan untuk seluruh ruang maka daftar kebutuhan dan fungsi ruang sudah bisa didapat berikut perkiraan besar dan luas ruang dan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik disarankan untuk berkonsultasi dengan perencana/arsitek agar bisa merangkai secara harmonis seluruh kebutuhan dan fungsi ruang yang terkait dalam suatu konsep perencanaan utuh dan menjadi sebuah denah rumah melalui metode pen zoning an serta kaidah arsitektur lainnya untuk menghasilkan rancangan desain rumah tinggal yang terpola, baik dan ekonomis. Pada tahapan ini sangat dibutuhkan komunikasi intensif antara perencana dan calon penghuni agar didapatkan hasil yang tepat dan ideal.
Semoga bermanfaat.
Jumat, 08 Februari 2013
Rumah yang baik dan ekonomis
Merencanakan Rumah yang baik dan ekonomis
Ketika kita hendak merencanakan untuk membangun sebuah rumah, pertanyaan yang sering timbul adalah bagaimana mempunyai sebuah rumah yang baik dan ekonomis.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam mewujudkan rumah yang baik dengan biaya ekonomis seperti berikut ini;
1. Merencanakan kebutuhan dan fungsi utamanya.
2. Memperhatikan orientasi lahan terhadap arah sinar matahari.
3. Memperhatikan kondisi lahan terhadap lingkungan sekitar.
4. Tata letak ruang diatur sesederhana mungkin sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya.
5. Menghindari terbentuknya ruang selasar atau koridor di dalam rumah.
6. Perbandingan antara lebar dan panjang rumah agar tidak melebihi 2 berbanding 3.
7. Ukuran panjang dan lebar ruang adalah kelipatan 60 cm.
8. Struktur bangunan dibuat sesederhana dan seringan mungkin.
9. Ketinggian plafond ruang tidak melebihi 2,8 m.
10. Menggunakan jalusi atau lubang udara untuk membantu memperlancar sirkulasi udara di dalam rumah.
11. Ukuran jendela disesuaikan dengan intensitas cahaya dan udara yang diharapkan.
12. Ukuran pintu disesuaikan dengan fungsi ruangnya.
13. Menggunakan bahan bangunan yang paling mudah didapatkan di lokasi pembangunan.
14. Menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan hemat energi dalam pembuatannya.
15. Menggunakan bahan bangunan yang mudah dalam pengerjaannya.
16. Menggunakan bahan bangunan yang ringan,kuat dan tahan lama.
17. Menggunakan bahan bangunan yang minim perawatan.
18. Kreatif dalam pemilihan bentuk, konstruksi dan bahan bangunan untuk mencapai terbentuknya rumah yang baik dan ekonomis.
Semoga bermanfaat.
Langganan:
Postingan (Atom)